Anganku Tak Sehebat Kenyataanku, Akulah Pengagum Rahasiamu

shares


Hallo man teman, jangan lupa untuk selalu membaca sampai selesai yapp. Dan setelah membaca sampai selesai biasakan meninggalkan komentar yapp biar saya semakin semangat buat artikel-artikel.
ilustrasi (Source)
Diary Mas Ifan - Angan ini sangat-sangat luar biasa terbang ke atas langit yang biru, dan ketika sore hari datang angan ini meredup terlebih ketika malam datang. Angan ini seperti menciut dan memalukan.

Ketika pagi aku selalu penuh dengan semangat, semangat karena setiap hari aku bisa bertemu denganmu.

Ya kebetulan kita satu kerjaan, dan aku sangat mengagumimu, bahkan Anganku pernah mengandai-andai bahwa kamu bisa menjadi milikku.

Kata-kata bahasa Jawa inilah yang menjadi semangatku, "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino", atau kalau dalam bahasa Jawa Artinya "Cinta Tumbuh Karena Terbiasa".

Aku berharap kamu bisa cinta denganku karena terbiasa bersama denganku hampir setiap hari. Hanya pada hari Sabtu & Minggu saja kita tidak bisa bertemu.

Ya hari itulah yang aku sangat-sangat benci, karena hari itu aku harus tidak melihatmu karena kantor libur dan terpaksa aku harus menahan rindu selama 2 hari.

Meskipun hanya 2 hari rasanya sangat menyiksa, entah kenapa sehari saja tidak melihatmu hatiku galau.

Bahkan sempat aku berpikir untuk memiliki rumah tepat di depan rumahmu untuk mencari tau kondisimu di hari Sabtu dan Minggu, apakah kamu baik-baik saja.

Atau mungkin sekedar menjagamu memantaumu dan memastikan kamu akan selalu baik-baik saja dirumah.

Tapi Anganku untuk memiliki rumah di depan rumahmu itu sirna, aku takut jika justru aku melihat kamu dengan kekasihmu di hari Sabtu dan Minggu. Itu akan membuat aku hancur.

Ya begitulah Anganku memang tak sehebat kenyataanku, begitu besar angan-anganku untuk memilikimu tapi pada kenyatannya aku tidak berani mengungkapkan isi hatiku.

Mungkinkah karena kita sudah kenal lama, makanya aku takut untuk mengungkapkan isi hatiku, Takutnya kamu menolak dan justru hubungan kita jadi renggang.

Pernah terbesit pikirku untuk jujur saja kepadamu, nyatakan perasaan ini dan terima semua konsekuensinya.

Yahh tapi itu tadi, kembali lagi. Anganku tak sehebat kenyataanku... Aku tetap tidak berani dan aku hanya diam dan terus menjadi pengagum rahasiamu.